Pada sebuah kesempatan bos FB Mark Zuckerberg pernah menyebut Twitter sebagai situs yang berantakan. Apa yang jadi alasannya men-judge microblogging tersebut sebagai perusahaan yang amburadul?
Hal ini terungkap dari sebuah buku yang bertajuk Hatcing Twitter: A True Story of Money, Power, Friendship, and Betrayal karya penulis Nick Bilton. Buku tersebut membedah secara gamblang bagaimana sejarah singkat Twitter.
Mark Zuckerberg di buku tersebut berucap jika Twitter seolah seperti situs yang berantakan. Pernyataan itu terucap pada rekan dekatnya setelah dirinya kecewa tatkala Twitter menolak dipinang Facebook.
“Twitter itu berantakan, seolah-olah mereka mengendarai mobil badut ke sebuah tambang emas dan kemudian jatuh ke dalamnya,” kutipan bos Facebook di situs tersebut.
Seperti ditulis The Globe Journal, menurut Nick Bilton sejatinya Mark Zuckerberg telah beberapa kali menawar Twitter. Namun pinangannya via Jack Dorsey ditolak mentah-mentah. Padahal, keduanya cukup sering bertemu untuk diskusikan perihal ini pada medio Oktober 2008.
Pada saat itu nilai valuasi Twitter ditaksir di angka USD 500 juta atau sekitar Rp 5,8 triliun. Twitter miliki alasan khusus mengapa menolak angka menggiurkan dari Facebook.
Akuisisi yang ada tidak senada dengan nilai perusahaan yang sebenarnya. Twitter menyakini jika nilai kapitalisasi di angka miliaran dollar. Sementara itu penawaran penjualan adalah sebuah ancaman dari kompetitor yang tidak senada dengan pemilik perusahaan yang tetap ingin kembangkan situsnya.
0 komentar:
Posting Komentar